Http: //sindi wordpress.com

Essay ini disusun untuk memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling SD kelas 3 PGSD A7
Dosen pengampu Naili Rofiqoh, S.Psi., M.Si.

Dibuat oleh: Nofita Sindi Ardian (181330000237)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SD
Isu-isu
Seorang anak berusia 12 tahun, kelas 6 SD. Permasalahan yang dialami dian adalah dia memiliki masalah dalam bersosialisasi, ia tidak berinteraksi atu bermain dengan anak sebayanya, dan lebih menyukai berinteraksi dengan orang yang lebih dewasa atau dengan anak yang lebih kecil. Dian tidak disukai teman-temannya. Terhadap lawan jenis ia bersikap agresif, seperti berani meminta noor telepon, berdiri mnedekati lawan jenis, dan banyak memberikan pujian. Sikapnya yang agresif terhadap lawan jenis sejak Ayahnya meninggal dunia.
Abstrak
Dalam perencanaan pembelajaran sangat dibutuhkan kemampuan, ketrampilan dan kejelian desainer pembelajaran untuk menganalisis situasi dan keadaan tertentu siswanya. Setiap siswa dan kelompok kelas memiliki karakterdan kemampuan berbeda, sehingga perlakuan yang sama terhadap semua siswa dan kelompok kelas justru akan mengakibatkan kurang maksimalnya proses pembelajaran. Oleh karenannya salah satu tahap penting dalam proses perencanaan pembelanjaran yang penting adalah melakukan analisis karakteristik siswa. Dimana karakteristik siswa di tingkat sekolah dasar itu berbeda dengan mereka yang berada pada tingkat sekolah menengah. Pola pikir, persepsi dan cara mengatasi masalah yang mereka tempuh sangat berbeda. Pada masa anak anak kecenderungan untuk melakukan imitasi kepada seseorang yang diidolakan sangat berbeda. Sementara para remaja ingin sekali diakui eksesten mereka sebagai manusia yang utuh, dewasa dan dapat menentukan jalan hidup sendiri.
Pentingnya Identifikasi karakteristik siswa dalam desain pembelajaran
Identifikasi karakteristik siswa perlu dilakukan berdasarkan landasan yuridis dan teoretik. Pertama peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan bahwa pengembangan pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan : tuntutan, bakat, minat, kebutuhan, daan kepentingan siswa. Kedua secara teoretik siswa berbeda dalam banyak hal yang meliputi perbedaan firah individual disamping perbedaan latang belakang keluarga, sosial, budaya. Ekonomi, dan lingkungan.
Salah satu ciri kegiatan belajar belajar mengajar adalah terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Masing masing memiliki tugas yang saling mendukung. Siswa bertugas untuk belajar dan guru bertugas mendampingi siswa dalam belajar. Dalam kegiatan belajar, siswa diharapkan mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.
Karakteristik umum
Menurut W. S. Winkle (2014:153) Karakteristik umum pada dasarnya menggambarkan tentang kondisi siswa seperti usia, kelas, pekerjaan, daan gender. Karakteristik siswa merujuk kepada cirib khusus yang dimiliki oleh siswa, dimana ciri tersebut dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan pencapaian tujuan belajar.siswa merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh masing masing siswa baik sebagai individu atau kelompok sebagai pertimbangkan dalam proses pengorganisasian pembelajaran.
Perkembangan fisik
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal ( dalam kandungan ). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini kuhlen dan thompson (hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fifik individu meliputi empat aspek
Sistem syaraf
Otot otot
Kelenjar endoksin
Struktur fisik/tubuh

Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak kanak
Usia 0 – 5 tahun
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan anak mampu melakukan bermacam macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu gerakan berjalan, berlari, melompat dan meloncat, berjingkrak, melempar, menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih basar sebagai akibat pertumbuhan jaringan otot lebih besar.
Usia 5 – 8
Pada tahap ini waktu perkembangan lebih lambat dibanding masa kanak kanak, koordinasi mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot otot kecil, kesehatan umum relatif tidak stabilo dan mudah sakit, rentan dan daya tahan kurang.
Usia 8 – 9 tahun
Terjadi perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah, anak laki laki cenderung menyukai aktivitas yang ada kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat, koordinasi mata dan tangan lebih baik, sistem peredaran darah masih belum kuat, koordinasi otot dan syaraf masih kurang baik, dari segi psikologi anak perempuan lebih maju satu tahun dari lelaki.
Usia 10 – 11 tahun
Kekuatan anak laki laki lebih kuat dari perempuan, kenaikan tekanan darah dan metabolisme yang tajam. Perempuan mulai mengalami kematangan seksual 5% yang mencapai kematangan seksual. (santrock, 2007:161).
Perkembangan psikomotorik
Loree menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang bersifat universal harus dikuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa kanak kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda (prehension). Kedua jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan keterahttps://fitasindiardian.health.blog/2019/11/17/http-sindi-wordpress-com/tan bermain (playing) dan bekerja (working).
Analilis kemampuan siswa
Analisis kemampuan awal siswa berfungsi untuk pengelolaan proses belajar mengajar berlangsung. Pada titik tolok inilah guru harus memperhatikan kemampuan awal siswanya untuk mengetahui apakah perlu mengadakan perubahan tujuan instruksional khusus yang telah ditetapkan sebelumnya atau tidak berpengaruh dalam proses belajar mengajar, tergantung kepada tujuan instruksional yang ingin dicapai. Misalnya, dalam pelajaran fiqih (siswa mampu melakukan istinjak dengan benar), tidak relevan jika dihubungkan dengan kemampuan siswa dalam hal berlari cepat. Kemampuan awal yang relevan adalah sejauh mana pengetahuan siswa tentang berwudhu dan mandi. Kemampuan awal siswa ini mencakup hal-hal seperti taraf intelegensi, daya kreativitas, kemam–puan berbahasa, kecepatan belajar, kadar motivasi belajar, sikap terhadap tugas belajar, minat dalam belajar, perasaan dalam belajar, kondisi mental dan fisik.
Taraf intelegens
Istilah “intelegensi” dapat diartikan dengan dua cara, yaitu:
Arti luas: kemampuan untuk mencapai prestasi, yang di dalamnya berpikir memegang peranan. Prestasi itu dapat diberikan dalam berbagai bidang kehidupan, se–perti pergaulan sosial, teknis, perdagangan, pengaturan rumah tangga dan belajar di sekolah.
Arti sempit: kemampuan untuk mencapai prestasi di sekolah, yang di dalamnya berpikir memegang peranan pokok. Intelegensi dalam arti ini, kerap disebut “kemampuan intelektual” atau “kemampuan akademik”.
Daya kreativitas
Kemampuan yang lebih berpikir yang lebih orisinil dibandingkan dengan kebanyakan orang lain. Menurut Guilford hal ini disebut “berpikir di–vergen”, corak berpikir yang mencari suatu jalur baru, lebih-lebih dalam memecahkan problem. Sementara co–rak yang cenderung mengikuti jalur yang sudah diketahui pasti akan membawa hasil disebut sebagai “ber–pikir konvergen”.14
Kemampuan berbahasa
Meliputi kemampuan untuk menangkap inti suatu bacaan dan merumus–kan pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh dalam bahasa yang baik, sekurang-kurangnya bahasa ter–tulis. Berdasarkan pada pertimbangan hubungan antara kemampuan berpikir yang tepat dengan berbahasa yang benar, maka menjadi suatu yang lumrah jika ada siswa yang kurang dalam kemampuan berbahasa akan tertinggal dengan mereka yang memiliki kemampuan berbahasa yang baik. Mereka yang cenderung diam di kelas karena mereka tidak memiliki kemampuan menangkap inti suatu bacaan atau merumuskan pengetahuan. Tapi juga tidak semua orang yang diam berarti memiliki kecende–rungan lemah dibidang kemampuan berbahasa. Seorang yang memiliki gaya belajar visual cenderung lebih senang melihat, membaca, memperhatikan sehingga mereka lebih senang untuk menuliskan atau menyampaikan gagasannya melalui bentuk tulisan. Hal ini juga termasuk dalam kajian kemampuan berbahasa.
Kecepatan belajar
Kecepatan belajar, kemampuan siswa dalam menyerap inti pelajaran. Hal ini sangat terkait dengan cara apa siswa belajar. Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk menuntaskan pelajaran yang hendak dicapai. Kemampuan guru mendesain pembelajaran dengan mengakomodasi semua kecerdasan dan gaya belajar melalui multimetode akan sangat membantu kecepatan belajar siswa.
Sikap terhadap tugas belajar
Sikap meliputi cara bagaimana seseorang memperlakukan sesuatu. Jika siswa itu menganggap tugas yang diberikan guru itu sebagai suatu tantangan maka ia sangat bersemangat dalam mengerjakan tugas belajar tersebut. Tetapi jika siswa itu berpikiran negatif terhadap tugas yang diberikan guru maka yang terjadi adalah perasaan berat untuk melaksanakannya atau bahkan menganggap itu sebagai suatu beban.
Minat dalam belajar
Minat dan belajar terdiri dari: kesungguhan, kecenderungan, kesukaan dan ketertarikan siswa pada sesuatu. Jika guru mampu merangsang minat siswa maka akan dengan mudah guru membantu siswa itu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal yang banyak dihadapi guru adalah tidak semua siswa memiliki minat yang tinggi pada mata pelajaran yang diampuh, maka penggunaan multi metode bisa menjadi jembatan untuk menumbuhkan minat belajar.
Perasaan dalam belajar
Perasaan dalam belajar meliputi kondisi kejiwaan siswa pada saat belajar. Anak yang malas belajar terkadang menunjukkan kondisi psikisnya dalam keadaan tertekan atau stres. Maka dengan memahami kondisi psikologis siswa guru dapat mempertimbangkan bentuk pembelajaran yang menyenangkan.
Kondisi mental dan fisik
Mengatur ritme mental dan fisik siswa pada saat belajar menjadi tugas guru. Sekolah yang menerapkan sistem bersekolah penuh sehari maka harus mempertimbangkan kekuatan mental dan fisik siswa dalam belajar. Kemampuan atau kompetensi awal yang perlu dimiliki siswa sebelum mengikuti aktivitas pembelajaran. Untuk mengetahui kemampuan awal atau prerequisite, yang merupakan persyaratan dalam mengikuti suatu program pembelajaran, diperlukan adanya pre-tes. Hal ini dapat digunakan oleh guru untuk menghindari asumsi yang kerap dilakukan bahwa seluruh siswa telah memiliki kemampuan awal yang diperlukan sebelum mengikuti program pembelajaran.
Untuk memperoleh informasi tentang kemampuan awal yang telah dimiliki oleh siswa, selain melalui pre-tes juga dapat dilakukan melalui perbincangan antara guru dengan siswa. Apabila siswa telah memiliki pengetahuan awal tentang pengetahuan dan keterampilan yang akan dipelajari, maka guru sekolah dasar tidak perlu lagi membahas pengetahuan dan keterampilan tersebut di dalam aktivitas pembelajaran. Dengan mengetahui latar belakang dan karakteristik siswa secara komprehensif, guru akan mudah dalam menentukan metode, media dan materi pelajaran yang tepat yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi siswa dalam mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Winkel, W. S. 2014. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Sketsa.
Jauhari Arifin. Analisis Karakteristik Siswa Pada Tingkat Sekolah Dasar, unisby.ac.id.

Perkenalkan Diri Anda (Contoh Pos)

Ini adalah contoh pos yang aslinya dipublikasikan sebagai bagian dari Blogging University. Ikuti salah satu dari sepuluh program kami, dan mulai buat blog dengan tepat.

Anda akan memublikasikan pos hari ini. Jangan khawatir dengan tampilan blog Anda. Jangan khawatir jika Anda belum memberinya nama, atau merasa bingung. Cukup klik tombol “Pos Baru”, dan beri tahu kami apa yang ingin Anda lakukan di sini.

Mengapa harus melakukannya?

  • Karena ini memberikan konteks kepada pembaca baru. Apa fokus Anda? Mengapa mereka harus membaca blog Anda?
  • Karena ini akan membantu Anda fokus pada gagasan Anda sendiri mengenai blog ini dan yang ingin Anda lakukan di dalamnya.

Posnya bisa singkat atau panjang, pengantar personal mengenai kehidupan Anda atau pernyataan misi blog, sebuah manifesto untuk masa depan, atau garis besar sederhana tentang hal yang ingin Anda publikasikan.

Berikut ini beberapa pertanyaan untuk membantu Anda memulai:

  • Mengapa Anda memilih untuk menulis blog secara publik daripada menulis jurnal pribadi?
  • Topik apa yang ingin Anda tulis?
  • Siapa yang ingin Anda jangkau melalui blog Anda?
  • Jika Anda berhasil menulis blog dengan lancar sepanjang tahun depan, apa yang ingin Anda raih?

Tidak ada yang mengikat Anda. Salah satu hal yang menakjubkan tentang blog adalah perubahannya yang terus menerus seiring kita belajar, tumbuh, dan berinteraksi satu sama lain. Namun Anda sebaiknya mengetahui tempat dan alasan memulai, dan mengartikulasikan target Anda mungkin dapat memberikan beberapa ide lain untuk pos Anda.

Tidak tahu cara memulai? Tuliskan saja hal pertama yang muncul di kepala. Anne Lamott, pengarang buku tentang menulis yang kita suka, berkata bahwa Anda harus merelakan diri untuk menulis “konsep pertama yang jelek”. Tidak usah malu. Apa yang dikatakan Anne sangat bagus — mulai menulis saja dulu, dan sunting nanti jika tulisan sudah selesai.

Saat sudah siap memublikasikan, berikan tiga sampai lima tag pada pos yang menjelaskan fokus blog Anda, apakah itu tentang menulis, fotografi, fiksi, pengasuhan anak, makanan, mobil, film, olahraga, apa saja. Tag ini akan memudahkan orang lain yang tertarik dengan topik Anda menemukan Anda di Pembaca. Pastikan salah satu tagnya “zerotohero” agar blogger baru lainnya dapat menemukan Anda juga.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai